Dewasa ini, banyak sekali permasalahan yang melanda negeri ini mulai dari masalah ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan lainnya. Sebagai salah satu harapan bangsa, mahasiswa seharusnya mampu mengatasi beberapa permasalahan yang ada. Namun faktanya, apa saja yang sudah dilakukan mahasiswa untuk mengatasi masalah tersebut? Apakakah mayoritas mahasiswa sudah berguna bagi bangsa ini? Apakah gelar ‘mahasiswa’ pantas disematkan kepada orang yang belum tentu bermanfaat bagi bangsa ini?
Bicara mengenai hakikat mahasiswa, mestinya tak luput dengan Tri Dharma Perguruan tinggi. Pendidikan merupakan aspek pertama yang ada pada Dharma tersebut. Apakah mahasiswa sekarang sudah melakukan pendidikan dengan baik? Mungkin saja, apabila mahasiswa belajar tiap hari, membudayakan literasi tiap waktu, dan mengerjakan tugas atau ulangan dengan baik dan jujur, maka mahasiswa tersebut sudah bisa dikatakan ‘telah melaksanakan’ Tri Dhrama dengan baik. Namun faktanya, tidak sedikit mahasiswa yang jarang belajar. Kalaupun belajar, hanya dilakukan saat ada tugas atau menjelang ulangan saja. Mahasiswa sekarang pun jarang membiasakan budaya literasi. Mereka lebih suka membaca post, story, atau tweet media sosial. Saat mengerjakan tugas maupun tes, masih ada juga mahasiswa yang hobi menyontek.
Dhrama yang kedua ialah penelitian. Secara garis besar, penelitian ada dua macam yaitu penelitian ‘wajib’ dan penelitian ‘sunah’. Contoh penelitian ‘wajib’ ialah skripsi dan contoh penelitian ‘sunah’ ialah penelitian untuk lomba. Pada event-event lomba penelitian, jumlah mahasiswa yang berpartisipasi sangatlah sedikit dibandingkan jumlah hashtag suatu topik di media sosial. Saat skripsi pun, masih ada mahasiswa yang tidak melakukan penelitian. Mereka menggunakan jasa ‘joki skripsi’ yang bertebaran di dunia maya. Jadi, apakah mahasiswa sudah bisa melakukan aspek tri dharma tersebut dengan baik?
Poin terakhir dari dharma ini adalah pengabdian kepada masyarakat. Hampir sama dengan aspek penelitian, poin ini pun memiliki jenis ‘wajib’ dan ‘sunah’. Contoh ‘wajib’nya ialah pada saat KKN (Kuliah Kerja Nyata). Mahasiswa yang melaksanakan KKN pun tidak menjamin bahwa ia telah melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan baik. Pasalnya, tidak sedikit mahasiswa yang hanya makan dan tidur saja saat KKN. Jadi, dimana letak pengabdiannya?
Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, ada mahasiswa yang sudah melakukan beberapa poin, semua poin, atau nol poin. Di luar dari aspek Tri Dharma tersebut, mahasiswa pun tergolong menjadi beberapa jenis. Ada mahasiswa ‘kupu-kupu’ (kuliah-pulang), mahasiswa aktivis, mahasiswa pebisnis, mahasiswa pemburu lomba, dan lainnya.
Dari beberapa perspektif yang telah dijelaskan, jati diri mahasiswa tentunya berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, kebiasaan, motivasi, dan sebagainya. Hal yang bisa dilakukan saat ini ialah menjadi bermanfaat bagi orang lain. Itulah harapan inti dari berbagai macam ‘jati diri’ mahasiswa yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar